![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxi4HaAoolk-SX1YlZY7Zee_-Cm9jj5ps0oGLGyIB4NUrbewWNE-jXiv-eONAe_W3jZSWdUJ7PUKV3zgjQjbkjzY9m2w50W_mOhuj_PwK_v5KKFzv_vtMdL7qTQ57C-3yw4fYRJeG_0SFe/s1600/275692_menteri-pertahanan-ryamizard-ryacudu_663_382.jpg) |
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu |
Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku, pembentukan Badan Cyber Nasional bukan karena ada masalah. Itu dikatakan Ryamizard, di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa 6 Januari 2015.
Sejumlah menteri dipanggil Presiden Joko Widodo untuk membahas hal itu. Selain Menhan, ada juga Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Tedjo Edhy. Pertemuan berlangsung tertutup.
"Mau bahas badan cyber nasional, untuk memperkuat itu bukan karena ada masalah," kata Menteri Ryamizard.
Dia menjelaskan, sejauh ini memang tidak ada masalah. Namun dia mengatakan, Indonesia perlu membuat badan ini sebagai antisipasi.
"Belum ada masalah, tapi sebelum ada masalah kita harus siap, makanya dibentuk. Kalau Kemenhan kan sudah ada," katanya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika, juga akan terlibat dalam pembentukan badan cyber nasional ini. Menteri Komuniksi dan Informatika, Rudiantara mengaku pembentukan badan ini tidak bisa hanya ditangani oleh satu kementerian saja.
"Badan Cyber Nasionl itu tidak bisa hanya Kominfo. Kami lebih banyak fokusnya ke infrastruktur. Kita harus bicara dengan kementerian yang lain," kata Rudiantara. Kata dia, badan cyber nasional nantinya beda dengan Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID SIRTII). Keduanya akan saling melengkapi.
ID SIRTII hanya memonitoring sensor area internet publik, tapi BCN bertugas di sektor kritikal, seperti energi, perbankan dan transportasi publik.
sumber: viva